Fermentasi Cara Jitu Dongkrak Pendapatan Petani Kakao


KlikMadiun - Tingginya permintahan hasil komoditi buah kakao, pemerintah Kabupaten Madiun mulai optimalkan 3,5 hektar lahan produksi perkebunan rakyat milik petani dengan menyiapkan 5 ribu bibit pohon kakao. Selain salah satu penghasil buah kakao terbanyak di Jawa Timur, salah satu programnya mendongkrak pendapatan petani melalui system pengolahan biji kakao kering secara fermentasi.

Sedikinya ada 5 kecamatan yang terletak di dataran tinggi menjadi lahan produksi perkebunan kakao. Yakni berada Kecamatan Dagangan, Kare, Dolopo, Saradan serta Wungu.

Namun hasil panen dari perkebunan petani dirasa masih kurang, sebab para petani kakao masih menggunakan sistem penjemuran langsung, yakni dengan mengambil langsung dari buah kemudian biji kakao dijemur.
Maka, untuk meningkatkan hasil komiditi kakao, Dinas Pertanian dan Perikanan melalui Bidang Perkebunan telah menyiapkan 5 ribu bibit pohon kakao ke sejumlah petani serta memberikan penyuluhan program system fermentasi pengolahan biji kakao. Yakni system dengan mengambil buah kemudian diperem atau ditimbun dalam wadah, baru dilakukan penjemuran dengan tujuan buah akan meleleh menghasilakan rasa asam khas coklatnya serta mempercepat penjemuran.

Siti Romlah selaku Kasi Saranan dan Prasarana Dinas Pertanian dan Perikanan bidang perkebunan mengatakan, system pengolahan biji buah kakao kering secara fermentasi akan mendokrak hasil petani. ”Harga pengolahan buah kakao setelah musim panen secara penjemuran langsung lebih murah dari system permentasi, yakni ada selisih harga 5 ribu perkilonya,” katanya.

Ditambahkan Siti Romlah, untuk mengoptimalkan hasil tanaman kakao, sedikitnya ada 749 tanaman kakao yang terdapat tanaman rusak di wilayah Kabupaten Madiun. Maka pemerintah telah menyiapkan 5 ribu ribu bibit tanaman kakao bagi petani sebagai pengganti tanaman yang kurang produktif hasil buahnya, serta tanaman yang terserang PBK (Pengerek Buah Kakao) yang merusak buah sehingga biji menjadi lengket dan kurang berbuah banyak.

Melalui PPL atau mantri perkebunan, petani dihimbau paham akan merawat tanaman mereka mengatasi hama PBK. Yakni dengan membersihkan tanaman penggangu di sekitar pohon kakao. Hal ini untuk menghindari hama berkembang biak. Dengan harapan satu pohon kakao bisa menghasilkan 2 kilo biji kakao kering dari 800 pohon per hektarnya selama panen 2 bulan sekali.

Untuk data bulan Sepetember 2017 saja, hasil produksi biji kakao kering hanya menghasilkan 866 ton biji kakao kering. Harganya pun msih tergantung dari nilai dolar harga biji kakao kering untuk system penjemuran langsung 25 ribu perkilo lebih murah dari harga biji kakao kering secara fermentasi yakni 30 ribu perkilonya.
Maka dengan tambahan 5 ribu bibit pohon kakao diharapkan Kabupaten Madiun tetap menjadi penghasil komoditi kakao terbanyak di wilayah Jawa Timur.(adv)

Post a Comment

أحدث أقدم