Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Madiun, Gelar Saresehan Bagi Petani Desa Sidorejo


KlikMadiun – Demi mendukung Program Pemerintah pusat, Dinas Pertanian Dan Perikanan Kabupaten Madiun, Jawa timur, terus mengelar Program Saresahen Pertanian bagi 5 Gabungan kelompok tani yang berada di desa Siderojo, Kecamatan Wungu.

Selain mendorong peningkatan pangan melalui produksi padi Nasional, program ini juga langsung mengunjungi lahan persawahan padi milik kelompok tani. Kegiatan ini bertujuan  mengetahui permasalhan yang dihadapi bagi para petani.

Acara saresehan selain dihadiri sedikitnya 100 petani yang tergabung dalam kelompok petani, juga dihadiri rombongan dari Dinas Pertanian Dan Perikanan, Bupati Madiun, Polres Madiun, serta Kodim Madiun. Sebelumnya acara dibuka dengan petik padi bersama Bupati Madiun, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, unsure pegawai Kecamatan Wungu serta perwakilan kelompok tani.

Diketahui Desa Siderejo merupakan salah satu penghasil produksi padi dengan luas lahan persawahan hampir  150 ha, dengan asumsi bisa memanen 3 kali setahun, persatu kali panen perkotaknya mencapai 11 kwintal.

Terdapat 5 kelompok tani yang hadir sangat antusias menyampaikan permasalahan.
5 kelompok tersebut kelompok yakni,  tani Sidorejo, kelompok tani Wedari desa Krangkeng, kelompok tani Sidomaju desa Sogaten, kelompok tani Lestari desa Barong, serta kelompok tani desa Bantengan kecamatan Wungu.

Muhtar ketua Kelompok Tani desa Sidorejo, mengatakan bantuan dari pemerintah untuk kelompok tani sudah sangat membantu, seperti mesin panen, pompa Sible, tetapi untuk mesin sumur pompa Sible dianggap masih kurang.

“ Untuk saat ini desa Sidorejo masih kekurangan mesin sumur pompa, sekarang baru ada 3 mesin pompa, maka adanya program saresehan ini juga sangat membantu, artinya kita bisa menyampaikan langsung ke Pak Bupati Muhtarom dan  Dinas Pertanian", terang Muhtar.

Mendengar apa yang menjadi permasalahan kelompok tani, Bupati Muhtarom selaku narasumber diacara Sarehan mengatakan, wilayah desa Sidorejo merupakan salah satu lumbung padi dan sudah menerapkan system sebar benih. Apa yang menjadi kendala bagi para petani terutama mesin sumur pompa maupun mesin tanam dan mesin panen, bisa mengajukan proposal baru dengan tertanda surat keterangan dari Bupati.

‘’ Buat saja proposal baru untuk pengajuan alat pertanian, untuk lahan di desa Sidorejo sudah menerapkan sistem sebar benih, artinya bila pengelohannya sesuai, itu bisa memanen 4 kali dalam setahun. Secara teori kalau bisa jangan menanam padi terus, soalnya tanah itu kalau kadar asamnya banyak juga tidak bagus untuk padi, makanya harus bisa mempertahankan keasamaman tanah. Makanya dalam menanam harus diselingi dengan menanam Palawija atau bisa disiasati dengan menggunakan pupuk organik “, terang Muhtarom.

Muhtarom menambahkan, Kab Madiun memiliki lahan 9000 ha lahan padi. Kab Madiun merupakan penyangga Pangan Nasional dan ini harus di tingkatkan produksinya. Apabila gagal panen ada solusinya, yakni ada asuransi Tani Jasindo.
Dengan gagal panen mencapai 75 persen ukuran kerusakanya bisa diganti uang 6 juta rupiah perhektarnya.

"Para patani gak usah bingung dan ragu, karena ada beberapa asuransi yang ada di Kab Madiun. Contohnya   untuk Perternakan asuransinya 200 ribu dengan membayar Cuma 40 ribu disubdisi pemerintah 10 ribu. Untuk pupuk asuransi bisa melalui Kartu tani makanya para petani harus memilikinya ". Kata Muhtarom.(klik-4)


Post a Comment

أحدث أقدم