Ade Sugriwa, Seniman Asli Kota Madiun yang Sukses Berkiprah di Kancah Internasional

 


 KlikMadiun – Berbicara tentang seni, kita akan tergambar sebuah karya yang indah dan pantas untuk dipertunjukkan ke banyak orang. Padahal bagi seorang pelaku seni atau yang sering kita sebut seniman, seni itu lebih dari sekedar mempersembahkan sebuah karya. Seni  merupakan hasil imajinasi yang memiliki nilai estetika tinggi sehingga dibutuhkan proses yang panjang untuk menghasilkan sebuah maha karya.

 

Ade Sugriwa, ia lebih bangga mengakui dirinya sebagai seorang seniman ketimbang menjadi seorang desaigner. Kepiawaiannya mendesain carnival costume (kostum karnaval) berhasil menghantarkannya ke event Nasional bahkan internasional.


Menurutnya, kostum-kostum indah yang berhasil ia rangkai merupakan buah dari imajinasi pemikirannya. Kemudian dituangkan dalam bentuk lembaran kostum nan megah yang mampu mengundang decak kagum para pemakainya atau bahkan yang hanya sekedar menontonnya.

 

“Saya ini seorang seniman, dari kecil saya memang suka seni, semua seni. Hingga akhirnya suka mendesain baju, karena melihat kakak yang suka fashion show. Tapi saya hanya bisa menggambar sesuai imajinasi saya. Hanya saja waktu itu masih sebatas hobi. Tidak ada yang mengarahkan untuk mendalami sebuah seni. Akhirnya melanjutkan kuliah hukum,”tutur Ade saat dikunjungi jurnalis klikmadiun.com di rumahnya, Sabtu (8/1/2022).

 

Pengalaman pertamanya mengikuti kompetisi fesyen di event Indonesia Fashion Contest tahun 2005 membuka cakrawalanya di dunia fashion dan desainer. Meskipun tidak sampai di posisi puncak, karantina tujuh hari bersama finalis lain yang masuk ke dalam 20 besar, membuat Ade mendapatkan banyak ilmu dan bertemu nama-nama besar di dunia fashion, seperti Musa Widiatmojo, Hari Darsono dan Rinaldy Yunardi.

 

Menuntut ilmu di fakultas hukum di salah satu universitas di Solo tak membuatnya melupakan hobi seni mendesain baju. Tahun 2008, pria kelahiran Kota Madiun 36 tahun silam ini menjajal berkompetisi di event besar Solo Batik Carnival (SBC). Mengusung tema penggunaan daur ulang kresek, ia mempersembahkan mahakarya ‘Si Merak Hitam’, dengan bahan dasar plastik kresek menghasilkan kostum yang spektakuler.

 

“Itu pengalaman yang paling membanggakan. Pertama ikut ajang Solo Batik Carnival, saya berada di deretan peserta paling belakang, mengenakan kostum berbahan kresek. Kemudian secara langsung, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo saat itu, secara langsung meminta saya untuk mewakili Solo di ajang Enchanting Indonesia di Singapura tahun 2009. Itu pengalaman paling berkesan,”kenangnya.


Selanjutnya ia dipercaya untuk menjadi Koordinator SBC di sela-sela kesibukannya menempuh gelar sarjana hukum. Beberapa panggung internasional yang pernah ia jajal antara lain ; Singapore Mint Chingay Parade (2010) dan Trade & Tourism Fair (2017) di Viantiane Laos. Selain itu, Ade juga pernah mendapatkan penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sebagai juara 2 Lomba Tata Rias Pengantin di tahun 2019. Masih banyak lagi prestasi-prestasinya yang telah diraih di dunia fesyen.

 

Menurut Ade, karya yang ia hasilkan adalah bentuk kepuasaan tersendiri baginya. Mampu menuangkan ide dan imajinasinya ke dalam bentuk sebuah karya hingga diperkenalkan di kancah dunia menjadi kebanggaan tersendiri baginya.

 

“It’s my passion. Pendidikan itu juga penting, karena jenjang pendidikan menentukan pola pikir kita. Alhamdulillah semua harapan saya sudah terwujud. Saya ingin mewakili Indonesia di kancah dunia, sudah terwujud. Ada effort tersendiri saat nama kita dipanggil untuk mewakili Indonesia. Itu tak kan tergantikan dengan apapun”tuturnya.

 

Untuk generasi muda khususnya di Kota Madiun, ia mengajak untuk lebih kreatif mengembangkan potensi-potensi yang ada di kota pecel ini.


“Sebenarnya banyak yang bisa digali di Kota Madiun. Local bussinesnya banyak, para pengrajinnya juga banyak,”tutupnya di akhir sua.(klik-2)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama