Menilik Tradisi Megengan di Kota Madiun Jelang Bulan Suci Ramadhan



Klikmadiun.com – Megengan adalah sebuah tradisi yang pada umumnya dilakukan oleh masyarakat  di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur untuk menyambut datangnya Bulan Ramadhan.

 

Melansir dari wikipedia, megengan berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti menahan. Tradisi ini sebagai pertanda memasuki bulan suci Ramadhan, yang mana umat muslim akan menjalankan ibadah puasa yaitu menahan lapar dan dahaga serta hawa nafsu.

 

Tradisi megengan biasanya ditandai dengan menggelar acara kenduri atau selamatan oleh sekelompok warga di suatu lingkungan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan. Biasanya, didahului dengan doa bersama selanjutnya membagikan sedekah  ke kerabat, tetangga ataupun oarang-orang yag membutuhkan.

 

Sama halnya yang dilakukan oleh umat muslim di Kota Madiun, megengan masih menjadi tradisi yang wajib dilakukan sebelum hari pertama puasa. Setiap warga berbondong-bondong menuju aula ataupun langgar desa maupun lingkungan kelurahan dengan membawa makanan untuk dikumpulkan kemudian dibagikan ke sesama.

 

Hery Darto, Budayawan asli Madiun mengatakan hal senada bahwa megengan telah menjadi tradisi yang kental di masyarakat Jawa ketika menyambut Ramadhan.

 

“Megengan ditandai dengan melakukan sedekah makanan, berharap diberikan kekuatan lahir dan batin untuk bisa melaksanakan rangkaian ibadah Ramadhan selama sebulan untuk menjadi insan yang kamil,”jelas Heri, Selasa (21/3/2023).

 


Sementara  itu, salah satu warga Kelurahan Mojorejo, Endang mengaku kebanjiran orderan kue apem dan nasi kotak untuk hantaran megengan menjelang Ramadhan ini.

 

“Iya banyak yang pesan apem, nasi kotak dan rempeyek. Rejeki menjelang Ramadhan mbak,”ujarnya singkat.

 

Kue Apem memang menjadi ciri khas makanan dalam hantaran tradisi megengan. Apem mempunyai makna sebagai permohonan maaf kepada sesama. Sebab apem diambil dari kata a’fwan atau a’fwun yang artinya maaf.

 

Seperti itulah, sekilas tentang makna megengan yang merupakan tradisi masih melekat di masyarakat Jawa.(klik-2)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama