KlikMadiun – Masih dalam rangka
memeriahkan HUT ke-104, Pemerintah Kota Madiun melalui Disbudparpora
menggandeng Lembaga Budaya Muslimin (Lesbumi) NU Kota Madiun menggelar pameran
pusaka bertajuk Pesona Pusaka di GOR Wilis selama tiga hari yakni mulai tanggal
1 hingga 3 Juli 2022.
Sebanyak hampir 200 pusaka dipertunjukkan
dalam pameran bertema ‘Melestarikan Kebudayaan, Membangun Peradaban Kota’. Ada
keris, tombak, pedang dan beberapa barang antik lainnya seperti gemstone atau
batu akik hingga uang kuno.
Selain itu, dalam pameran yang
diikuti para kurator dari Madiun, Magetan,Tuban, Nganjuk, Malang dan beberapa
kota lain, juga mengadakan sarasehan melibatkan para kolektor pusaka untuk memberikan edukasi kepada pengunjung. Hadir dalam sarasehan Pesona Pusaka yakni Wali Kota Madiun
Maidi, Youtuber yang juga kolektor keris Rico Cahyono , Pengajar Seni Keris ISI
Surakarta Mpu Basuki Teguh Yuwono, dan Dir lembaga Sertifikasi profesi
Perkerisan Indonesia, Agung Guntoro pada Selasa (2/7/2022) malam.
Dalam kesempatan itu, Maidi
berpesan agar acara ini mampu memberikan edukasi pada generasi muda akan
pentingnya nilai yang terkandung dalam sebuah pusaka. Kesan klenik yang selama
ini melekat di benda pusaka seharusnya bisa dilebur melalui pendidikan guna
mengenalkan nilai seni dan sejarah dari pusaka itu sendiri.
“Anak-anak sekarang itu tahunya
pusaka atau keris itu adalah jimat, artinya lebih melekat nilai kleniknya.
Disinilah kita mengenalkan nilai seni dari keris itu,”tutur Maidi.
Senada dengan Wali Kota, Ketua
Lesbumi NU Kota Madiun, Trisna Hanifah Hasan juga menyampaikan keinginannya
untuk mengadakan program edukasi untuk anak-anak melalui kegiatan pendidikan
ekstra yang mengupas tentang sejarah sebuah pusaka hingga proses pembuatan
keris.
“Melihat antusias masyarakat yang
luar biasa, kita nanti ingin membuat edukasi tentang keris dengan mengundang
beberapa perwakilan dari sekolah. Degan begitu, harapannya kita tetap menjaga
dan melestarikan perkerisan khususnya di Kota Madiun,”ujar Kang Hanif, sapaan
akrabnya.
Keris berbagai era ditampilkan
dalam pameran pusaka tersebut, ada dari jaman kerajaan Majapahit, Singasari,
Mataram maupun Magetan.
“Ada juga keris tangguh kamardikan
atau era sesudah kemerdekaan. Tapi yang paling tua adalah tangguh (masa
pembuatan,red) Singosari, dapurnya Betok yang dimiliki oleh kolektor dari
Madiun,”tambahnya.
Selain pameran pusaka, masyarakat
sangat antusias dengan adanya bursa pusaka dan barang-barang antik. Bursa
pusaka sendiri adalah beberapa keris atau pusaka yang diperjualbelikan atau
lebih sering disebut dengan istilah dimaharkan.
Antusias pengunjung dari Kota Madiun
maupun luar kota menjadi pemacu kreativitas panitia penyelenggara Pameran
Pesona Pusaka untuk lebih gencar mengenalkan kekayaan budaya Indonesia ke
generasi penerus bangsa.
“Keris ataupun pusaka adalah
budaya bahkan menjadi identitas bangsa. Untuk itu ke depan, kami bekerja sama
dengan Pemkot Madiun akan mengakomodir dan memberikan ruang bagi semua komunitas
keris dan tosan aji dengan memfasilitasi kegiatan-kegiatan seperti ini, ada
workshop hingga sarasehan,” terang Sigit, Ketua Panitia Penyelenggara Pameran
Pesona Pusaka.
Sementara itu, David salah satu
peserta bursa pusaka dan barang antik yang turut memamerkan berbagai jenis batu
akik dan uang kuno memberikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya
pameran tersebut.
“Bagus sekali ini, kalau bisa
ditingkatkan lagi agar di Kota Madiun mempunyai ikon pusat barang antik seperti
di Beringharjo itu,”pungkas David.
Ia mengaku mengkoleksi berbagai uang kuno dari
jaman dinasti Ming, Tang dan Song yang berjaya di tahun 1800-an. Dimana menurut
ceritanya, alat tukar jual beli kala itu mulai beredar di Indonesia saat
pedagang Tiongkok datang ke Indonesia.(klik-2)
Posting Komentar