Perkuat Pembangunan Daerah, Kodim 0803 Madiun Gelar TMMD Ke-117.




Klikmadiun.com – Mengusung Tema " Membelah Hutan, Merajut Asa Masyarakat Lereng Wilis" Kodim 0803 Madiun lanjutkan TMMD Ke-117. PAGI itu udara di lereng Gunung Wilis terasa begitu dingin menusuk tulang. Lebatnya hutan pinus, suara gemericik aliran sungai diiringi kicauan burung sahut-menyahut menyambut pagi. Sang surya pun mulai bangun dari peraduan, sinarnya menembus kabut, hangat, menjanjikan awal baru penuh kemenangan.


Suasana pedesaan yang damai, keindahan alam luar biasa bak kepingan surga, tercermin dari kehidupan masyarakat Desa Kare dan Desa Kepel, Kecamtan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, yang penuh kesederhanaan, kedamaian, dan keharmonisan.


Sepagi itu, sebagian warga tengah bersantap sepincuk nasi dari beras porang dengan bumbu pecel khas Madiun, ditemani secangkir kopi. Namun pagi itu, masyarakat dikagetkan dengan suara derap langkah dan nyanyian lagu mars Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dari kejauhan samar-samar terlihat ratusan pria berbadan tegap dengan sorot mata tajam, sikap penuh wibawa, beratribut lengkap memasuki desa.


Mereka adalah prajurit TNI dari tiga matra, angkatan darat (AD), angkatan laut( (AL), dan angkatan udara (AU) yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-117 Kodim 0803/Madiun, yang dikomandoi Letkol Inf Meina Helmi. Semangat prajurit pagi itu kian berlipat, karena sang Komandan Satgas (Dansatgas) ikut serta di dalamnya. 


Langkah-langkah mereka tetiba berhenti ketika sampai di Sungai Catur. Di atas sungai itu kini telah berdiri tiang-tiang besi, yang siap dibangun jembatan.

 

“Semua siap….!” teriak Letkol Inf Meina Helmi, yang juga menjabat Komandan Kodim (Dandim) 0803/Madiun ini.


“Siap Komandan!” balas mereka dengan kompak.


Seperti dikomando, para prajurit pun langsung berbaris berjajar, memindahkan bongkahan-bongkahan batu kali. Sementara Letkol Helmi mendekat ke tiang-tiang pancang, sorot matanya tajam, memerhatikan setiap sudutnya, mencari jika ada kesalahan pemasangan.


Hembusan angin kembali bertiup pelan, menerpa pepohonan pinus, menghadirkan kesejukan. Seketika lelaki itu mengembangkan senyuman. Makin lama semakin melebar, menandakan rasa puas atas pekerjaan itu.


Sementara bagi prajurit, kehadiran Sang Komandan, seketika menyulut semangat untuk segera menuntaskan pengerjaan jembatan yang telah lama didambakan oleh warga Desa Kepel dan Desa Kare. Beratnya medan, naik turun bukit dan letaknya jauh di dalam hutan, tidak mampu melunturkan semangat para prajurit.


Namun beratnya medan menjadi perhatian Letkol Meina Helmi menjaga stamina prajurinya, dia berusaha membagi pekerjaan dalam tiga shift, yakni pagi dari pukul 07.00-12.00 WIB, siang dari pukul 13.00-18.00 WIB, dan malam dari pukul 19.00-24.00 WIB.


“Beruntung, masyarakat membantu pekerjaan Satgas. Setiap hari masyarakat Desa Kare dan Kepel bergiliran membantu tanpa kita minta. Alhamdulillah,” pamernya bangga.




Tiga Aspek


Letkol Helmi lantas menyebut, ada tiga aspek yang menjadi dasar terpilih Desa Kare dan Desa Kepel sebagai sasaran TMMD ke-117 Kodim 0803/Madiun, yakni aspek aspiratif, skala prioritas dan strategis.


"Dari aspek aspiratif, pembukaan akses jalan dan pembangunan jembatan tersebut sebenarnya sudah sejak lama diharapkan oleh masyarakat setempat," katanya.


Sedangkan dari aspek prioritas, lanjutnya, sasaran fisik TMMD ini akan membuka akses bagi masyarakat Kepel, yang sebelumnya harus memutar hingga 19 kilometer melalui wilayah kecamatan lain untuk mengakses fasilitas pendidikan dijenjang SMP dan SMA serta layanan kesehatan (puskesmas) yang ada di pusat Kecamatan Kare.


"Pembukaan akses jalan dan pembangunan jembatan ini sangat strategis, dimana selain mempermudah akses warga, juga akan mendorong potensi pariwisata di wilayah Kecamatan Kare, mengingat suasana alam di lereng Wilis yang indah, sejuk, asri dan masih benar-benar alami," terangnya.


Semangat warga membantu prajurit yang tergabung dalam Satgas TMMD ke-117 ini mendapat apresiasi dari Danrem 081/DSJ Kolonel Inf Sugiono. “Selain dua jembatan, ada perbaikan jalan yang akan menghubungkan dua wilayah yang kemarin terisolir, sehingga diharapkan akan memberikan akses warga untuk keluar masuk wilayah masing-masing,” tuturnya. 



Gerakkan Ekonomi


Dan demi menyatukan dua desa ini, anggaran sebesar hampir Rp2,7 miliar digelontorkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun. Melalui pembangunan akses jalan program TMMD ke-117 ini, diharapkan akan mampu menggerakkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Program TMMD ke-117 diharapkan bisa membantu membuka isolasi antar desa, sehingga semakin meningkatkan roda perekonomian daerah," beber. Bupati Madiun Ahmad Dawami.


Menurut Dawami, keberadaan TMMD ke-117 ini sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk peningkatan ekonomi. "Kegiatan ini merupakan sinergitas antara TNI, Polri dan pemerintah daerah dalam mewujudkan impian masyarakat yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.


Bupati menambahkan sinergi ini dirasakan sangat membantu pemerintah daerah, terlebih manfaatnya bagi masyarakat Desa Kare dan Desa Kepel khususnya dan Kabupaten Madiun pada umumnya. "Mewakili pemerintah daerah, saya sangat berterima kasih atas apa yang dilakukan mitra kita TNI khususnya Kodim 0803/Madiun melalui TMMD ke-117," katanya.  



Kemanunggalan TNI-Rakyat


Terkait sinergi, Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf, MA, memaparkan, TMMD ke-117 ini sebagai momentum untuk semakin meningkatkan sinergi, menggugah kesadaran bersama untuk selalu menghidupkan budaya gotong royong, mempererat tali persaudaraan, merajut kebersamaan dan persatuan, meningkatkan karya, inovasi dan prestasi, membangun daerah. Hal ini sejalan dengan tema kali ini, yakni "Sinergi Lintas Sektoral Mewujudkan Kemanunggalan TNI-Rakyat Semakin Kuat".


TMMD lanjut Pangdam, sebagai program lintas sektoral yang melibatkan TNI, lembaga pemerintah daerah, serta segenap lapisan masyarakat, merupakan salah satu langkah nyata guna mengatasi berbagai permasalahan, seperti akses jalan transportasi yang belum ada atau belum layak, serta membantu penanggulangan kemiskinan dan pengangguran.


“TMMD bukan domain TNI semata, melainkan program bersama semua komponen bangsa yang dilakukan sebagai upaya untuk mengakselerasikan pembangunan, memeratakan kesejahteraan, meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat sekaligus meningkatkan kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "TMMD ini merupakan upaya untuk membantu pemerintah guna mempercepat pembangunan di wilayah pedesaan yang wilayahnya sulit dijangkau," jelasnya.


Sementara itu, semangat para prajurit TNI membuat salah satu warga terharu. “Keberadaan TMMD sangat membantu kita, apa yang sebelumnya tidak mungkin menjadi mungkin. Kita bisanya harus berputar 19 km, memutar melewati wilayah kecamatan lain untuk ke pusat Kecamatan Kare. Kini dengan adanya jalan dan juga jembatan jaraknya diperpendek hanya 1,7 km,” aku Kiswan bangga.


Senada Kepala Desa Kepel, Sungkono mengapresiasi kolaborasi apik antara TNI dan warga masyarakatnya. Sungkono mengaku sangat bersyukur dengan adanya TMMD di desanya. Sebab banyak sekali kemudahan dan pembangunan yang tercipta melalui TMMD ini.


“Kami sangat bersyukur dengan program ini. Kami yakin program TMMD memberikan manfaat yang banyak sekali untuk masyarakat. Diantaranya memudahkan mengangkut hasil pertaniann maupun perkebunan, salah satunya umbi porang yang sudah mulai ekspor,” ujarnya.


Dan perlu diketahui, untuk wilayah sasaran, yakni di Desa Kare dan Desa Kepel dinilai tepat, karena memang kondisinya sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat. “Semoga ke depan, pasca penutupan TMMD, masyarakat bisa merawatnya, sehingga apa yang kita bangun bisa bertahan lama dan berguna untuk generasi di masa depan,” pungkasnya. 



Sasaran Fisik dan Non Fisik


Seperti diketahui, sasaran fisik terdiri dari pembukaan dan pengerasan jalan penghubung 1,7 kilometer, 2 unit jembatan dengan ukuran 12 meter x 7 meter, serta rehab rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 6 unit.


Sedangkan sasaran non fisik di antaranya, sosialisasi mitigasi bencana, sosialisasi penanggulangan pernikahan dini, sosialisasi dan pelayanan posbindu, KB kesehatan, sosialisasi stunting, sosialisasi wawasan kebangsaan dan cegah tangkal radikalisme, sosialisasi PMK, sosialisasi pembinaan kepemudaan/pariwisata, sosialisasi keamanan dan ketertiban, sosilaisasi pengelolaan homestay, pembagian sembako, pembagian bibit buah buahan, pengobatan masal dan donor darah, serta pasar murah. 


Dampak Positif dari Program TMMD


1. Pembangunan akses jalan.


Pembukaan akses jalan sepanjang 1.750 meter tersebut akan menghubungkan Desa Kepel dengan Desa Kare, yang tentunya akan memberikan banyak manfaat untuk masyarakat kedua desa. Diantaranya, mempermudah warga yang kesehariannya bekerja sebagai petani untuk mengakses lahan pertanian atau perkebunan dan membawa hasil panen. Hal tersebut tentu dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan warga setempat.


2. Pembangunan dua jembatan.


Selama ini warga Desa Kepel harus menempuh jalan memutar sejauh 19 kilometer untuk mengakses fasilitas kesehatan (puskesmas), fasilitas pendidikan dijenjang SMP dan SMA yang ada di pusat kecamatan Kare. Dengan adanya jembatan tersebut, kini warga bisa menghemat waktu, karena jarak sudah terpangkas, dan tinggal berjarak 1,7 kilometer untuk ke pusat kecamatan Kare.


3. Pembangunan RTLH.


Yang mana penerima manfaat memang layak untuk mendapat bantuan karena masuk dalam kategori warga kurang mampu, sehingga diharapkan penerima manfaat dapat tinggal di rumah yang lebih layak huni. Dengan demikian, maka secara langsung akan meningkatkan kemampuan keluarga untuk melaksanakan peran dan fungsi dalam memberikan perlindungan, bimbingan dan pendidikan.


4. Sosialisasi wawasan kebangsaan (wasbang) dan cegah tangkal radikalisme.


Sosialisasi ini dilakukan untuk menghadapi pesatnya perkembangan globalisasi dan media sosial yang dapat membawa masyarakat kearah fragmentasi dan kohesi dengan penyebaran narasi - narasi yang mengandung paham radikalisme. Salah satunya melalui ujaran kebencian, provokasi, fitnah serta hoax. Sosialisasi ini juga merupakan salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk menangkal radikalisme, sehingga tercipta situasi yang aman dan kondusif.


5. Sosialisasi pengelolaan homestay. 


Kegiatan ini dilatarbelakangi letak geografis wilayah Kecamatan Kare yang berbukit, alamnya asri, indah, masih alami dan berpotensi dibidang pariwisata. Sehingga dengan dilakukan kegiatan tersebut diharapkan dapat membangkitkan potensi pariwisata di wilayah kecamatan Kare untuk lebih maju lagi serta mendorong masyarakat atau kelompok yang sadar wisata, yang pada akhirnya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.


6. Pelayanan posbindu, KB kesehatan, sosialisasi stunting.


Dengan dilakukannya kegiatan ini diharapkan warga dapat mengetahui masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama terhadap anak, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Selain itu diharapkan masyarakat juga paham tips - tips apa saja untuk mencegah stunting pada anak.


7. Sosialisasi penanggulangan pernikahan dini.


Sosialisasi ini bertujuan untuk menekan dampak negatif pernikahan dini salah satunya anak akan kehilangan kehidupan masa kecil yang ceria. Yang secara otomatis putus sekolah, cepat dewasa, perkembangan kepribadian atau kejiwaan terhambat, kurang matang dalam berpikir, rawan pertengkaran hingga mengarah perceraian dan kehamilan dini dengan penuh risiko.


8. Sosialisasi mitigasi bencana.


Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi, mengurangi atau menghilangkan dampak dan risiko terjadinya bencana, serta tata cara menghadapi jika terjadi segala macam bencana alam.


9. Sosialisasi keamanan dan ketertiban. 


Penyuluhan terkait keamanan dan ketertiban ini merupakan salah satu upaya pembinaan, mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk - bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.


10. Sosialisasi penyakit mulut dan kuku (PMK).


Sosialisasi ini merupakan salah satu rangkaian sasaran nonfisik pada program TMMD ke-117 Kodim Madiun untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar paham langkah - langkah pencegahan terkait penyebaran virus PMK. Sehingga diharapan masyarakat tau bagaimana cara mencegah penyebaran virus PMK dan paham apa yang harus dilakukan jika hewan ternaknya terinfeksi virus tersebut.(klik-2)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama