Petani Kota Madiun Keluhkan Air Minim Mengalir, Diduga Jatah Petugas Pintu Air Kurang

 



Klikmadiun.com – Beberapa petani di Kota Madiun keluhkan pembagian air yang tidak merata. Pasalnya, puluhan hektar sawah di tiga titik yang salah satunya adalah wilayah Kota Madiun yakni Kelurahan Sogaten serta dua lainya wilayah Kabupaten Madiun yaitu Desa Wayut dan Desa Klagen Serut mengalami krisis air. Bukan karena musim kemarau, disinyalir petugas pintu air secara tidak langsung meminta jatah gilir air dari petani.


Salah satu petani yang enggan disebutkan namanya menceritakan kepiluan saat harus menanti air mengalir ke area sawah yang dikelolanya. Menurutnya, petugas pintu enggan mengalirkan air jika upeti yang diberikan kurang memuaskan. Dirinya bingung harus mengeluh ke siapa, karena petugas tidak selalu ada di rumah yang disediakan dekat DAM. Dihubungi melalui telepon juga sering tidak respon.


“Niki mandor e nggih mboten wonten. Kulo telpon nggih mboten diangkat, kulo tenggo nggih mboten karuan mriki. Menawi sing ngandhap niku Kanung, Bakalan niku lancar, wong sregep nyangoni kaleh rokok,”


“Ini petugas pintu air tidak ada, Saya telepon juga tidak diangkat, saya tunggu disini juga belum tentu kesini. Kalau yang area bawah itu justru lancar, seperti Desa Kanung dan Desa Bakalan, soalnya mereka rajin setor upeti,”cerita petani itu, Selasa (29/8/2023).


Ia juga mengaku sebelumnya dia sering memberikan jatah mandor hingga mencapai 500 ribu rupiah lebih tiap gilir air. Namun, ia mengaku kewalahan jika harus terus menerus memberikan jatah karena harga pupuk pun saat ini melambung tinggi, berbanding terbalik dengan hasil saat panen.


“Dulu saya juga memberi, tapi tidak pasti. Kalau panen juga memberi lagi. Bahasanya mereka tidak meminta, tapi kalua tidak dikasih ya tidak lancar airnya. Habis banyak saya ini untuk ngopeni wong duwuran,”lanjutnya.


Sawah seluas kurang lebih 34 hektar hanya mendapatkan aliran air seadanya. Krisis air pun melanda dan mengakibatkan gangguan pada tumbuh kembang tanaman padi. Namun, ada area sawah lainnya air mengalir dengan deras.


“Saya juga heran, padahal dari atas air begitu banyaknya, di bawah juga lancar. Kenapa yang di tengah justru tidak mendapat air. Itir-itir itu airnya, apa ya cukup untuk 34 hektar sawah? Nek sregep nyogok nggih banter banyune (kalau rajin menyuap maka air lancar,red),”pungkasnya.(klik-2)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama