Kapolres Madiun Dituntut Buat Pernyataan Resmi, Demonstran: "Jika Perobohan Tugu Berhenti Tanpa Alasan, Ini Tidak Sopan"




Klikmadiun.com - Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Sumpah Pemuda menjadi tonggak kebangkitan bangsa Indonesia atas kiprah para pemuda dalam memperjuangkan kemerdekaan dan persatuan.


Menginspirasi semangat Sumpah Pemuda, para pemuda pecinta budaya kearifan lokal yang tergabung dalam Forum Koordinasi Pecinta Budaya (Forkopinda) Madiun kembali menggelar aksi unjuk rasa (unras) di depan Mapolres Madiun pada Sabtu (28/10/2023).


Setelah berhasil melewati penyekatan, akhirnya Forkopinda dapat menggelar kali ketiga unras di depan Mapolres Madiun. Masih dengan tuntutan yang sama yakni menindak tegas bangunan liar yang berdiri di wilayah Kabupaten Madiun, jadi tidak hanya tugu lambang perguruan bela diri saja yang dirobohkan oleh Kapolres Madiun.


Kemudian Forkopinda melalui koordinator Unras, Musthofa menyampaikan dukungan penuh kepada Kapolres Madiun untuk segera menertibkan bangunan-bangunan ilegal yang masih beroperasi tanpa ijin.


"Kapolres jangan tebang pilih dalam penegakan hukum. Kami mendukung Kapolres dalam menertibkan bangunan ilegal di Madiun. Tapi jangan hanya tugu saja, jangan dibiarkan ada pabrik, kantor-kantor, bisnis perumahan, galian C ataupun tempat hiburan malam yang tidak memiliki ijin resmi itu," ujar Musthofa.


Selanjutnya salah satu anggota Forkopinda, Sudjono menambahkan, Kapolres Madiun dapat memberikan pernyataan tertulis atas kelanjutan perobohan tugu lambang pencak silat apakah diteruskan atau dihentikan. Sudjono mempertanyakan dasar hukum jika itu dihentikan. Kemudian dirinya juga mempertanyakan apa dasar hukum bangunan yang tidak berijin lengkap tidak turut dirobohkan padahal sudah beroperasi/melaksanakan kegiatan.


"Pernyataan resmi Kapolres terkait dasar hukum adalah sebagai pertanggungjawaban perbuatannya. Memulai perobohan saja dengan rakor-rakor, terus ini berhenti tapi tanpa alasan yang jelas. Ini tidak sopan", jelasnya.



Lebih lanjut, Forkopinda meminta Kapolri untuk segera melakukan mutasi kepada Kapolres Madiun dan diganti oleh sosok yang lebih beradab dan tanggap dalam menanggapi isu-isu yang lebih vital di masyarakat. Apalagi di Kabupaten Madiun, menurut Forkopinda disinyalir banyak praktik-praktik kotor korupsi yang tumbuh subur.


"Iya, ganti saja dengan orang yang lebih memiliki kepribadian anti korupsi" lanjut Sudjono.


Uniknya dalam unras kali ini, Forkopinda mengajak Kapolres Madiun untuk mengikuti ajang Sambung Persaudaraan guna pengenalan lebih dekat terhadap budaya puncak silat khas Madiun.


"Kami menuntut Kapolres Madiun jalin Persaudaraan melalui Sambung Persaudaraan bersama rekan kami Musthofa," tantang Sudjono.


Tantangan tersebut ternyata tidak ditanggapi oleh Kapolres Madiun dengan memilih tetap tidak keluar dari dalam ruangan.


Di akhir unjuk rasa, dua pemuda memperagakan aksi seni pencak silat khas Madiun. Namun sayangnya, petugas keamanan dari Polres Madiun melarang para pesilat menggelar matras. Akhirnya, di atas alas berwarna kuning, dua pemuda berlaga adu ketangkasan jurus bela diri. Memamerkan keindahan gerak seni bela diri simbol kearifan budaya lokal. Aksi tersebut disaksikan oleh ratusan peserta unras yang menyuarakan hal senada yakni melestarikan kebudayaan daerah. Indonesia terdiri dari beragam budaya daerah, momentum Sumpah Pemuda menjadi bukti keberagaman namun tetap satu jiwa tanah air Indonesia.(klik-2)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama