Ramai Tugu Silat Dibongkar, Ketua Perguruan Rasa Tunggal : Apakah tidak ada pekerjaan lain ?


foto : ilustrasi pembongkaran tugu

Klikmadiun.com - Ramai menjadi perdebatan publik soal pembongkaran tugu lambang perguruan bela diri di wilayah Jawa Timur. Utamanya wilayah Kota dan Kabupaten Madiun yang terkenal dengan julukan kota pendekar maupun kampung pesilat.


Madiun merupakan daerah lahirnya banyak perguruan silat antara lain Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW), Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Ikatan Kera Sakti (IKS), Persaudaraan Rasa Tunggal (PRT) dan beberapa perguruan lainnya.


Pembongkaran tugu-tugu lambang perguruan menjadi polemik di kalangan pegiat seni bela diri. Hingga beberapa waktu lalu, pegiat seni bela diri yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pecinta Budaya (Forkopinda) menggelar aksi unjuk rasa di depan Mapolres Madiun dengan tuntutan meminta Kapolres Madiun dimutasi. Sebab menurut Forkopinda, banyak hal-hal bersifat lebih krusial yang seharusnya menjadi prioritas kepolisian setempat.


Merasa senasib sepenanggungan, Ketua Perguruan Rasa Tunggal (PRT), RM. Hari Sumardiyanto menyayangkan pembongkaran tugu sebagai simbol seni bela diri. Dimana bela diri daerah merupakan kearifan budaya lokal yang seharusnya dijaga dan dilestarikan.


"Kala tugu berada di lahan negara atau fasilitas umum ya memang wajib dibongkar karena mengganggu, tapi kalau di lahan sendiri, ya tidak perlu dibongkar. Karena kaitannya dengan sebutan Kabupaten Madiun Kampung Pesilat dan Kota Madiun dengan julukan Kota Pendekar. Kalau tidak ada simbolnya, bagaimana orang tahu, apalagi yang dari luar kota,"ujar pria yang akrab disapa Mas Gus ini, Kamis (4/10/2023).


Menurutnya, tugu merupakan lambang atau simbol sebuah perguruan pencak Silat. Bukan penyebab utama terjadinya sebuah gesekan antar perguruan. 


"Saya kurang setuju, dan sangat disayangkan di kampung pesilat dan kota pendekar, kok (tugu,red) harus dirobohkan. Apakah tidak ada pekerjaan lain?,"tandasnya.


Selanjutnya, ia berpendapat bahwa pembongkaran tugu menjadi langkah yang berlawanan dengan upaya pemerintah setempat yang sebelumnya sangat gencar membentuk ikon kota ataupun kabupaten Madiun menjadi daerah lahirnya seni budaya bela diri hingga akhirnya mendunia.


"Saya ini juga salah satu penggagas terbentuknya Kampung Pesilat. Rasanya kurang pas kalau ada pembongkaran. Para pemimpin daerah susah payah membentuk ikon Madiun sebagai tempat lahirnya banyak perguruan pencak Silat,"tututpnya. (Klik-2)



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama