Klikmadiun.com– Akibat hujan yang di sertai angin yang terjadi di desa Bukur Kec. Jiwan Kab. Madiun tadi malam, pohon trembesi yang kebetulan berada di dekat SDN Bukur 02 roboh. Tepatnya mengenai atap ruang kelas 6 pada, Minggu malam (4/5/2025). Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini karena terjadi di luar jam sekolah.
Heni Erawati, selalu Kepala sekolah SDN Bukur 02, menyampaikan bahwa peristiwa itu pertama kali diketahui pada Senin pagi sekitar pukul 05.00 WIB dari laporan penjaga sekolah. Pohon berukuran besar yang tumbang diduga roboh akibat hujan deras semalam.
"Penjaga saya melapor bahwa ruang kelas 6 tertimpa pohon. Setelah kami cek, memang atapnya mengalami kerusakan cukup parah," kata Heni, Senin (5/5/2025).
Sebagai langkah darurat, pihak sekolah memindahkan proses belajar siswa kelas 6—yang terdiri dari 8 orang—ke ruang kelas 4. Sementara itu, siswa kelas 4 digabung dengan kelas 5 dalam satu ruangan yang telah disekat untuk menjaga efektivitas pembelajaran, terutama karena saat ini tengah berlangsung kegiatan try out.
“Situasi ini emergensi, kami harus tetap melanjutkan KBM meski dengan keterbatasan ruang,” tambahnya.
Pihak sekolah telah melaporkan kejadian ini kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). BPBD segera melakukan evakuasi pohon yang tumbang, dan koordinasi juga dilakukan dengan Koordinator Wilayah Pendidikan, Komite Sekolah, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta pemerintah desa dan kecamatan setempat.
“Kami juga sudah berkomunikasi dengan pemilik lahan tempat pohon berada. Mereka menyatakan siap bertanggung jawab dan akan membantu perbaikan,” terang Heni.
Gedung sekolah yang mengalami kerusakan merupakan aset milik Pemerintah Kabupaten Madiun dan dibangun pada tahun 2012. Perawatan rutin selama ini dilakukan menggunakan dana BOS. Namun, untuk kerusakan akibat bencana, pihak sekolah akan berkonsultasi dengan komite dan instansi terkait guna membahas mekanisme pembiayaan.
Saat ini, SDN Bukur 02 memiliki total 45 siswa yang tersebar dari kelas 1 hingga kelas 6. Pihak sekolah berharap proses perbaikan dapat segera dilakukan agar kegiatan belajar kembali berjalan normal. (Klik-1)
Posting Komentar