Kabupaten Ponorogo, klikmadiun.com - Harapan baru muncul setelah perjuangan panjang seorang aktivis Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan, Allena dalam menelusuri keberadaan seorang TKW asal Ponorogo Taryuni yang menghilang selama 25 tahun setelah diberangkatkan pada tahun 1999.
Pencarian ini bermula dari jeritan hati Tarikun, ayah Taryuni, yang bertahun-tahun menanti kabar sang anak sulung. Dalam laporan sebelumnya, Tarikun menyebutkan bahwa Taryuni mengadu nasib ke Taiwan di tahun 1999 melalui seorang penyalur tenaga kerja bernama Suroso di Ponorogo. Namun, saat dilakukan penelusuran oleh tim Allena yang berada di Indonesia, diketahui bahwa Suroso telah meninggal dunia beberapa tahun silam.
Tak menyerah, tim melacak lebih jauh dan menemukan petunjuk penting, Suroso kala itu diduga bekerja sama dengan PT. Rastanura, sebuah PJTKI yang berkantor di Jakarta. Jejak inilah yang kemudian mengarah pada Jacky, mantan direktur perusahaan tersebut. Di konfirmasi olek awak media ia mengaku baru bergabung setelah tahun 1999 atau setelah Taryuni kemungkinan besar sudah diberangkatkan, Jacky menyatakan kesediaannya untuk ikut membantu pencarian.
"Meski saya belum bergabung saat itu, laporan ini menyentuh hati saya. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu mencari tahu keberadaan Taryuni," ujar Jacky.
Tidak berhenti sampai di sana, tim Allena juga berhasil tersambung dengan Irwan, anak dari pemilik asli PT. Rastanura. Melalui sambungan WhatsApp, Irwan mengungkapkan bahwa sang ibu (pendiri perusahaan) telah lama meninggal dunia. Irwan sendiri sempat memegang kendali perusahaan, namun pada tahun 2002 ia menutup dan menjualnya karena merasa tak mampu meneruskan usaha almarhumah ibunya.
“Di tahun itu saya masih kuliah dan setelah ibu meninggal, saya sempat melanjutkan usaha beliau, tapi saya tidak sanggup. Tahun 2002 saya tutup perusahaan itu dan menjualnya. Terus terang, saya tidak tahu-menahu soal pemberangkatan Taryuni, tapi kalau ini bisa membantu keluarga yang sedang mencari, saya siap bantu sebisa saya," jawab Irwan.
Kini, secercah harapan hadir. Meskipun perjalanan masih panjang dan penuh teka-teki, Allena dan timnya telah membuka satu per satu simpul misteri yang mengikat nasib Taryuni selama seperempat abad.
Dan dari sebuah rumah sederhana di Ponorogo Indonesia, seorang ibu yang terbaring lemah sejak 13 tahun lalu, terus menunggu. Harapannya tak pernah padam, hanya ingin memeluk kembali putrinya, Taryuni.
Semoga kabar ini dapat mengetuk hati Taryuni, di manapun ia berada. Keluarga menanti. Ibu menanti. Waktu belum habis, namun harapan kini berpacu dengan waktu.(klik-2)
Posting Komentar