Yogyakarta, klikmadiun.com — Panggung Jogjarockarta kembali bergetar pada Minggu malam, 8 Desember 2025, ketika band thrash metal legendaris Anthrax tampil sebagai penutup gelaran tahun ini. Di tengah sorakan ribuan penonton yang memadati area konser, grup asal Amerika Serikat itu menghadirkan aksi panggung bertenaga tinggi yang sekaligus menjadi penanda akhir sebuah era.
Sejak dibuka dengan deretan riff tajam Scott Ian dan hentakan drum Charlie Benante, atmosfer Jogjarockarta langsung meledak. Joey Belladonna memimpin penonton sing along, sementara Frank Bello menggerakkan irama panggung dengan permainan bass yang agresif. Tidak butuh waktu lama bagi Anthrax untuk menguasai suasana—membawa penonton larut dalam gelombang energi yang jarang terlihat di panggung musik Indonesia.
Anthrax membawakan sejumlah lagu ikonik seperti Indians, Madhouse, hingga Caught in a Mosh, yang membuat area mosh pit bergolak tanpa henti. Lampu panggung yang dinamis dan tata suara yang solid memperkuat kesan bahwa Jogjarockarta menutup perjalanan tahunan mereka dengan kualitas maksimal.
Namun malam ini bukan hanya tentang musik. Penampilan Anthrax sekaligus menjadi persembahan terakhir dalam sejarah Jogjarockarta, yang resmi mengumumkan bahwa festival tahunan yang telah berjalan sejak 2017 itu tidak akan dilanjutkan lagi. Pengumuman ini membawa nuansa haru tersendiri di tengah kemeriahan, menjadikan konser tersebut sebagai momen bersejarah bagi para penggemar musik keras.
Di penghujung penampilan, tepuk tangan panjang menggema, seakan menjadi salam perpisahan bagi festival yang selama hampir satu dekade menjadi rumah bagi pecinta rock dan metal dari berbagai penjuru. Anthrax menutup panggung dengan intensitas penuh—cara paling layak untuk melepas Jogjarockarta dari panggung musik Indonesia.
Dengan aksi panggung yang memukau dan atmosfer emosional yang menyelubungi malam, Jogjarockarta 2025 tercatat sebagai penutup yang tak hanya gemilang, tetapi juga monumental.
Penulis : Deny Indrayanti
Editor : Redaksi

إرسال تعليق